SAATINI.COM – Penurunan harga tahun ini merupakan anomali karena di saat bersamaan Indonesia tengah dilanda kekeringan panjang.
Akibat gelombang panas terparah di sepanjang sejarah dan mengakibatkan harga beras di musim kering mengalami kenaikan akibat gagal panen.
Terjadinya anomali harga gabah disebabkan panen raya di sejumlah daerah berlimpah.
Penurunan harga mengindikasikan bahwa produksi dalam negeri dalam kondisi berlimpah.
Baca Juga:
Begini Karifikasi Artis Jennifer Coppen Soal Kedekatannya dengan Seorang Pemain Timnas Indonesia
Polisi Ungkap Hasil Tes Urine, Usai Periksa Remaja Pelaku Pembunuhan Ayah dan Neneknya di Jaksel
Warga Antusias Sapa Presiden RI Prabowo Subianto Saat Nyoblos Pilkada di Bojong Koneng, Bogor
Kondisi itu menjadi luar biasa, pasalnya pada Agustus dan September yang biasanya selalu terjadi penurunan produksi.
Dan menyebabkan pasokan ke pasar terganggu hingga harga beras di pasaran melambung tinggi
Direktur Utama Padigital sekaligus Ketua Dewan Pakar Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia (Perpadi) Pamrihadi Wiraryo menyampaikan hal itu dalam keterangan di Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Harga Gabah Alami Penurunan di Sejumlah Provinsi, Termasuk Sulsel dan Sumsel
“Di lapangan memang terjadi penurunan harga sehingga data yang ada saat ini menggambarkan penurunan harga gabah.”
Baca Juga:
Bahlil Lahadalia Tanggapi Isu Soal Perusahaan Minyak Dunia Shell akan Tutup Bisnis SPBU di Indonesia
Kasus Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Peras Anak Buah untuk Biayai Pilkada, KPK Penjarakan 3 Orang
“Jadi survei BPS di beberapa wilayah memang benar terjadi penurunan harga,” ucapnya.
Dikutip Mediaagri.com, berdasarkan catatannya, menurut Pamrihadi, panen raya berlangsung di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Seperti di Kabupaten Sidrap dan Pare Pare yang mengakibatkan harga gabah kering panen (GKP) di sana bisa dibeli dengan harga Rp6.000 per kilogram.
“Penurunan harga gabah di sejumlah daerah utamanya di Sulawesi Selatan mengindikasikan bahwa produksi padi dalam kondisi berlimpah,” kata Pamrihadi.
Baca Juga:
Sebelum ke Tanah Air, dari London Prabowo Subianto Lakukan Kunjungan Kenegaraan ke Dubai
SMSI Tunjuk Direktur Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Sebagai Anggota Divisi Humas SMSI
Bicara di KTT G20, Prabowo Ungkap Strategi Indonesia dalam Mengentaskan Kelaparan dan Kemiskinan
Contoh lainnya, kata dia, harga gabah di jalur Sumatera Selatan dan Lampung juga berada di kisaran Rp6.800 per kg, meski terjadi kenaikan di Pulau Jawa yang berada di kisaran Rp7.000 per kg.
“Karena itu para penggilingan padi di Pulau Jawa berharap harga GKP bisa turun ke harga Rp. 6.500 mengingat dengan harga sebesar itu penggilingan mengalami kerugian,” katanya.
Harga Gabah di Tingkat Petani atau Gabah Kering Panen (GKP) Agustus 2024 Turun
Sebelumnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan penurunan rata-rata harga beras terjadi di seluruh Indonesia.
Harga gabah di tingkat petani atau gabah kering panen (GKP) pada Agustus 2024 turun sebesar 1,15 persen secara bulanan (MtoM) dan naik sebesar 10,10 persen secara tahunan (YonY).
Pudji mengatakan, penurunan rata-rata harga beras terjadi di seluruh Indonesia yang mencakup berbagai jenis kualitas seperti medium maupun premium.
Menurut dia, penurunan ini terjadi karena sebagian wilayah sentra tengah memasuki masa panen raya.
Sementara kenaikan harga di sejumlah daerah terjadi karena umumnya tidak dalam masa panen raya.
“Survei ini mencakup 1.853 observasi transaksi penjualan gabah di 26 Provinsi dan dari 89,21 persen observasi kualitas GKP dan GKG terdapat 11.07 persen harga di bawah HPP,” katanya.
Perpadi Apresiasi Petani dan Bantuan Pompanisasi Kementerian Pertanian
Terkait kondisi tersebut, Pamrihadi mengapresiasi upaya para petani yang terus berproduksi di tengah kekeringan panjang akibat gelombang panas ganas.
Di sisi lain, dia juga mengapresiasi bantuan pompanisasi yang digencarkan Kementerian Pertanian secara merata di seluruh Indonesia.
“Saya kira ini patut diapresiasi, tidak hanya petani yang bekerja keras untuk berproduksi, namun juga pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian.”
“Yang secara masif mendistribusikan bantuan seperti pompa dan pendampingan kepada petani untuk menggenjot produksi di tengah terpaan El Nino,” katanya.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Ekonominews.com dan Infofinansial.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Heijakarta.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.