PUKUL empat sore, layar ponsel nasabah BSI tiba-tiba gelap, jari-jarinya berulang kali mencoba membuka aplikasi BSI Mobile, hanya untuk disambut pesan kesalahan yang tak berubah.
Dia bukan satu-satunya, ribuan nasabah lain di berbagai kota mengalami hal serupa, menyulut kecemasan yang bercampur amarah.
Karena di era ketika perbankan digital dijanjikan sebagai masa depan, akses terhadap uang sendiri justru terkunci di balik layar sempit.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gangguan BSI Mobile pada sore itu menjadi cerita ironi, sekaligus pertanyaan besar, apakah modernitas digital benar-benar sudah siap menopang kepercayaan publik?
Narasi Optimalisasi Sistem dan Pertanyaan yang Tersisa
Bank Syariah Indonesia, lembaga keuangan syariah terbesar di negeri ini, buru-buru memberi klarifikasi lewat pernyataan Corporate Secretary, Gunawan Arif Hartoyo.
Gunawan mengucapkan permintaan maaf sekaligus menyebut gangguan ini sebagai bagian dari proses optimalisasi sistem demi peningkatan layanan.
Baca Juga:
Pernyataan singkat itu terdengar lebih seperti angin lalu, karena alih-alih menenangkan, justru melahirkan pertanyaan baru.
Mengapa peningkatan layanan harus menutup akses dasar yang begitu vital bagi ribuan nasabah selama berjam-jam.
Dalam narasi peningkatan layanan itu, terselip deretan transaksi tertunda, kebutuhan mendesak yang tak terpenuhi, dan kepercayaan yang mulai goyah.
Kerentanan Ekosistem Perbankan Digital Indonesia
Menurut catatan, transaksi perbankan digital di Indonesia melonjak hingga 81 persen sepanjang 2023.
Baca Juga:
OMOWAY Resmikan Kantor Pusat Regional 10 Lantai, Akselerasi Pergeseran Smart 3.0 Kendaraan Roda Dua
SEG Solar Mulai Bangun Pabrik Ingot dan Wafer Berkapasitas 3 GW di Indonesia
Angka ini menandakan ketergantungan masyarakat pada layanan digital kian menguat.
Gangguan BSI Mobile ini bisa menjadi indikasi adanya serangan siber terencana, bukan semata masalah teknis atau optimalisasi sistem biasa.
Kejadian ini mengingatkan pada kasus Bank Mandiri pada 2019, ketika saldo nasabah berubah drastis akibat gangguan.
Dan insiden serupa yang kini menimpa BSI hanya memperlihatkan betapa rapuhnya pondasi digital perbankan kita.
Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2024 menegaskan tren mengkhawatirkan, aduan nasabah terkait layanan digital naik 25 persen dibanding tahun sebelumnya, dan pola kerentanan itu kian tampak jelas.
Kepercayaan Publik dan Transparansi yang Dipertanyakan
Dalam dunia perbankan, kepercayaan adalah mata uang paling berharga, namun ketika sistem terganggu, kepercayaan itu mudah sekali terkikis.
Dan narasi optimalisasi sistem yang digulirkan BSI seolah menjadi tameng dari masalah yang lebih besar.
Transparansi perbankan itu sangat penting, masyarakat berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tanpa ada yang disembunyikan.
Keengganan mengakui adanya masalah lebih serius, termasuk kemungkinan serangan siber, bisa berbalik menjadi bumerang.
Bukan hanya bagi BSI tetapi juga bagi sektor perbankan syariah yang sedang berusaha membangun kredibilitas.
Ancaman Siber di Tengah Janji Kemudahan Digital
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat sedikitnya 1,5 miliar serangan siber terjadi di Indonesia sepanjang 2023, dengan sektor perbankan termasuk sasaran utama yang rentan.
Kepala BSSN, Letjen TNI Hinsa Siburian, mendesak lembaga keuangan memperkuat pertahanan siber, tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif membangun keamanan digital yang lebih kokoh.
Insiden yang menimpa BSI Mobile ini adalah alarm keras bagi seluruh industri perbankan nasional, karena di balik janji kemudahan dan kecepatan, ada ancaman yang bisa melumpuhkan kepercayaan publik dalam sekejap.
Otoritas Jasa Keuangan perlu bergerak cepat menyusun regulasi yang lebih ketat terkait keamanan digital.
Sementara nasabah harus mulai berpikir lebih cermat, tidak menaruh semua kepercayaan hanya pada satu platform.
Gangguan BSI Mobile sejatinya adalah potret persoalan besar, bagaimana bangsa ini menyeimbangkan inovasi digital dengan keamanan dan transparansi.
Tentu, tanpa mengorbankan hak dasar publik untuk mengakses uang mereka sendiri.****
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Indonomics.com dan Harianindonesia.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Harianolahraga.com dan Indofemale.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jabarraya.com dan Jatengraya.com
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center





















